Mari Bersyukur dan Mari Perduli
Pada umunya kita tentu punya tempat
tinggal. Entah itu rumah, apartemen, kamar kos,dll. Dan idealnya kita akan
mencoba menata tempat tinggal kita sesuia kenyamanan kita serta merawat nya
demi kenyaman kita. Nah, bagaimana jika tempat tinggal kita adalah jenis tempat
tinggal sewaan, seperti rumah kontrakan, atau kamar kos ? tentu kita akan lebih
berhati-hati dalam menjaganya. Karena, kita tahu kalau itu bukan milik kita.
Nah, bagaimana pula jika tempat tinggal kita merupakan tempat yang secara
cuma-cuma dipinjamkan kepada kita ? Tentu seharusnya kita akan jauh lebih
berhati-hati lagi dalam menjaga dan
merawat tempat tinggal kita.
Tapi, mengapa hal ini tidak terjadi pada
bumi, tempat tinggal kita sekarang ? Apa kita sudah membeli bumi ini? Atau
menyewa nya? Tidak. Bumi ini kita dipinjamkan kepada kita dengan gratis.
Seperti analogi yang ketiga. Tapi, mengapa kita tidak merawat bumi seperti
analogi yang ketiga juga? Mengapa kita justru bertindak seolah-olah kitalah
pemilik bumi ini? Kita sudah mengambil terlalu banyak, dan kelewat pelit untuk
memberi. Bahkan untuk sekedar mengembalikan apa yang sudah kita ambil. Arogansi
dan egoisme sudah terlalu menjamur di hati kita. Lantas, apa harus kita
pertahankan kondisi ini? Membiarkan anak cucu kita menghirup Co2?
Atas semua dampak dari apa yang telah
terjadi. Pernyataan yang seharusnya timbul adalah:
“Mari kita tanggung jawabi semua ini”
bukan menghadirkan pertanyaan:
“Siapa yang harus bertanggung jawab atas
semua ini?”
Sebab kitalah, yang harus bertanggung
jawab atas semua ini.kita lah, yang harus bergerak dan melakukan apa yang
seharusnya kita lakukan. Kitalah yang harus berjuang mengembalikan senyuman
bumi kita, merawat O2 agar anak cucu kita kelak teteap bisa tertawa dengan riang.
Ya,kita. Kita yang masih perduli, kita yang masih menggunakan logika dan
perasaan. Mari kita mulai, dari hal terkecil yang bisa kita lakukan. Contohnya,
membuang sampah pada tempatnya, membawa kantung sendiri saat belanja,menghemat
penggunaan air, menghemat penggunaan kertas, dan hal-hal lainnya yang
sebenarnya sangatdekat dengan kehidupan kita.
Ingat lah terus, bahwa masih banyak
saudara kita yang kesulitan mencari air, makanan, bahkan sebatang pohon untuk
berteduh. Ironisnya, disela-sela itu kita masih saja melakukan hal-hal buruk yang mengakibatkan hal
seperti dalam video berikut:
Ironis memang, sementara saudar-saudara
kita harus meringkuk menahan lapar dan haus. Seperti foto-foto di bawah ini:
Jika di generasi ini saja sudah banyak
kita temukan bencana kekeringan dan kelaparan, lantas bagaimana dengan beberapa
generasi setelah kita nanti, jika kita terus memepertahankan sikap angkuh dan
serakah kita tanpa mau melakulkan perubahan
? bagaimana kita akan mewariskan bumi inipada generasi selanjutnya ?
Ayolah….
Mari bersyukur dan mari perduli.
Written by: putri desifa